twitter



Tahun 2006, timbullah suatu pertanyaan yang nantinya akan menjadi sebuah sejarah bagi psikologi Indonesia “Apakah kita membutuhkan sebuah wadah yang dapat menaungi seluruh aspirasi mahasiswa psikologi seluruh Indonesia?”. Darisinilah para inisiator (UGM) Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Dan bukan siapa sangka, ternyata Indonesia memiliki satu suara bahwa “Kami mahasiswa psikologi Indonesia membutuhkan suatu wadah dalam lingkup nasional yang dimana wadah ini menfasilitasi kami agar dapat melakukan hal- hal besar untuk Indonesia”.
Dalam pekembangan selanjutnya pada tanggal 18 Februari 2006, para inisiator LMPI mengundang seluruh mahasiswa psikologi di Indonesia untuk membicarakan Pra Deklarasi Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia. Tidak lama setelah itu, 21 April hingga 23 April 2006, terselenggara sebuah deklarasi Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia. Akan tetapi pembentukan sebuah wadah psikologi dalam lingkup nasional tidak semudah yang dibayangkan, peserta deklarasi masih banyak mempertanyakan perbedaan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia dengan IMAPSI (Ikatan Mahasiswa Psikologi Indonesia) yang telah mati suri sebelumnya. Menanggapi hal tersebut para pioneer Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (Adib, Aris dan Syauki) kembali menegaskan konsep jaringan. Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia adalah jaringan yang mengikat lembaga bukan mahasiswa. Lain halnya dengan IMAPSI yang merupakan lembaga yang mengikat mahasiswa. Jika ditanya mengapa IMAPSI diganti dengan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia, itu dikarenakan IMAPSI tidak dapat melaksanakan tugasnya. Secara tidak langsung Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia mengembankan amanah dan tanggungjawab kepada setiap pengurus untuk mentransfer apa yang didapat pada Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia kepada lembaga masing- masing dan melahirkan kader- kader selajutnya. Dan tidak halnya pada IMAPSI.
Lebih dari 35 jam sidang deklarasi berlangsung, dan akhirnya dihasilkan kesepekatan untuk mendeklarasikan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia dan menentukan Aris Saputra (UGM) sebegai SEKJEND dan menentukan formasi pengurus pusat serta badan – badan yang ada didalamnya (Bankeu : UI dan Baninfo : UII). Forum juga memutuskan musyawarah nasional lanjutan yang diadakan bulan September 2006 di Bogor untuk merumuskan GBHO, Penetepan Kelembagaan lewat akta notaries dan Pers Realease Deklarasi Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia.
Namun ternyata rencana follow up (musyawarah nasional lanjutan) tidak dapat terlaksana. Koordinasipun terputus sehingga menyebabkan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia ini pun tertidur kembali seperti kalanya IMAPSI.
Tahun 2008, tidak disangka pertanyaan yang menjadi dasar pembentukan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia kembali muncul pada orang, generasi dan universitas yang berbeda. Universitas Sebelas Maret Surakarta kemudian memantik pikiran yang sama mengenai hal tersebut pada perguruan tinggi dalam wilayah Jawa Tengah – Daerah Istimewa Yogyakarta. Desember 2008 mulailah dicari sejarah dan informasi mengenai wadah mahasiswa psikologi yang lingkupnya nasional tersebut. Dan ditemukanlah Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia yang sedang tertidur.
Pada tanggal 1- 3 Mei 2009 di Hotel Pramesthi Surakarta, Universitas Sebelas Maret mengadakan TOPSI (Temu Organisasi Psikologi) se-Jawa Tengah dan DIY. Acara ini dihadiri oleh 15 universitas yang ada di Jawa Tengah – DIY (UNS, UMS, UNDIP, UNNES, USM, USB, UMK, UNWIDHA, UAD, SANATA DHARMA, UGM, UMBY, UII, UNPROK 45, IAIN WALISONGO). Perdebatan sangat alot pun terjadi kembali tentang akankah LMPI dibangkitkan kembali atau IMAPSI atau justru malah tidak ada sama sekali wadah yang menaungi mahasiswa psikologi dalam lingkup nasional. Musyawarah TOPSI tanggal 1- 3 Mei 2009 tersebut menghasilkan bahwa Jateng DIY mensepakati untuk mendirikan kembali LMPI yang tertidur pada tahun 2006 serta mensosialisasikan dan mengembangkan LMPI di wilayah masing- masing pada lingkup Jawa Tengah dan DIY.
Pada tanggal 26- 27 Juni 2009, diadakan Musyawarah Wilayah LMPI Jawa Tengah di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Salah satu hasil keputusannya adalah Sodiq (UMS) menjadi koordinator wilayah Jawa Tengah dan terbentuk juga kepengurusan LMPI Wil. Jawa Tengah (Infokom, Bendum, BPO, BPPM, BPPK dan Humas). Rakerwil LMPI Jawa Tengah diadakan pada tanggal 12 Oktober- 13 Oktober 2009 di univeristas Widya Dharma Klaten. Begitupun DIY yang melakukan musyawarah wilayah yang menetapkan Bambang Supriadi menjadi koordinator wilayah DIY , dan setelah itu DIY juga melakukan rakerwil di Kaliurang. Wilayah Jawa Tengah – DIY menyelenggarakan muswil dn rakerwil sebagai bentuk evaluasi terhadap kepengurusan LMPI sebelumnya agar terjadi kesolidan wilayah atau lingkup wilayah sebelum menuju sesuatu yang lebih besar yaitu Munas (Musyawarah Nasional). Pembentukan wilayah ini mempunyai harapan, tidak hanya muncul rasa untuk membangkitkan LMPI saja tetapi juga memunculkan rasa kepemilikan LMPI serta pemikiran mengembangkan LMPI kedepannya sehingga dapat menunjukkan eksistensi dan kemanfaatannya.
Untuk mencapai cita- cita tersebut, LMPI Jateng DIY menyelenggarakan TOPSI untuk kedua kalinya dengan mengundang Lembaga Mahasiswa Psikologi Se Jawa Bali pada tanggal 13 Mei – 16 Mei 2010. TOPSI se Jawa Bali diadakan dengan maksud untuk memfasilitasi lembaga- lemabaga psikologi yang berada di Jawa dan Bali untuk sama- sama memikirkan mengenai nasib keberlanjutan sebuah wadah lembaga mahasiswa psikologi dalam lingkup nasional ini yaitu LMPI. Setelah perdebatan yang cukup panjang, dan akhirnya terjawablah pertanyaan dasar di awal tadi, Betapa sesungguhnya kita benar- benar membutuhkan sebuah wadah yang menaungi lembaga psikologi dalam lingkup nasional dan wadah ini patut untuk diperjuangkan bersama. Seperti layaknya Soekarno, Hatta, dan Syahrir dan orang-orang besar lainnya yang mendirikan sebuah Negara dengan pengorbanan, keberanian, tanggung jawab serta semangat yang luar biasa maka kami lembaga mahasiswa psikologi se Jawa Bali memutuskan membangkitkan kembali LMPI yang pernah tertidur sebelumnya. Kami berkomitmen untuk sama- sama mengembangkan LMPi ini dengan target awal musyawarah nasional yang akan diadakan di UIN Jakarta pada bulan Desember 2010. Munas ini dicapai dengan langkah awal pembentukan pengurus pusat sementara yaitu LMPI Jawa Tengah – DIY dengan koordinator pengurus pusat sementara Bambang Supriadi (UMBY) dan pembentukan koordinator- koordinator wilayah sementara (Jabar : Geris P. A – UPI, Jabodetabek : Susilo – UPI YAI, Jawa Tengah : Fuad Abdilah – UNNES, Yoyakarta : Bambang Supriadi – UMBY, Jawa Timur dan Bali : Rizqy Amelia - UNAIR). Masing- masing korwil bertugas untuk mensosialisasikan hasil TOPSI Jawa Bali kepada perguruan tinggi yang tidak hadir pada TOPSI dan juga menyolidkan internal masing- masing wilayah. Pengurus pusat bertanggung jawab terhadap koordinasi antar wilayah dan pemberian informasi hasil TOPSI kepada perguruan tinggi yang berada di luar Jawa dan Bali. Sebelum diadakannnya MUNAS akan diadakan Pra MUNAS pada akhir September atau Awal Oktober 2010 di Bandung. Pra Munas ini diadakan untuk menyamakan presepsi mengenai LMPI kepada perguruan tinggi diluar Jawa dan Bali, mengkoordinasikan perkembangan LMPI diwilayah masing- masing dan wilayah luar jawa bali, membahas sejauh mana persiapan MUNAS dan membahas draft- draft musyawarah nasional agar pembicaraan di munas akan terfokus pada Pembahasan AD/ART, pemilihan Sekjend LMPI, kesekertariatan pusat LMPI serta kapan dan dimana validasi dan rakernas LMPI diadakan.
Mengutip perkataan Aris Saputra (Sekjend LMPI 2006) bahwa eksistensi ditentukan oleh diri kita sendiri bukan perkataan pihak lain. Eksistensi itu ada ketika kita bergerak, memberikan kemanfaatan. Tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan, hanya akan ada orang – orang yang berani memberikan pengorbanan dalam lembaga ini. Carpe Diem, Berhenti berarti mati. Teruslah Bergerak Psikologi untuk Indonesia. MERDEKA. (SKA, 16 Mei 2010. Anis Diah Ayu Masita, An Nisaa Nur Citra Dien)
Sumber: Notulensi Deklarasi Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia tahun 2006, Hasil TOPSI Jateng-DIY 2009, Hasil Musyawarah TOPSI Jawa-Bali 2010, perbincangan dengan Inisiator LMPI 2006



Berdasarkan Musyawarah Temu Organisasi Psikologi “Psychology Together” pada tanggal 14-15 Mei di Surakarta yang dihadiri oleh Lembaga Mahasiswa Psikologi Jawa-Bali sejumlah 62 orang dari 29 perguruan tinggi, yaitu:
1. Universitas Sebelas Maret
2. Universitas Muhamadiyah Surakarta
3. Universitas Diponegoro
4. Universitas Negeri Semarang
5. Universitas Islam Sultan Agung
6. Universitas Semarang
7. Universitas Muria Kudus
8. Universitas Mercu Buana Yogyakarta
9. Universitas Ahmad Dahlan
10. Universitas Islam Indonesia
11. Universitas Gadjah Mada
12. Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa
13. Universitas Islam Negeri Yogyakarta
14. Universitas Islam Negeri Jakarta
15. Universitas Persada Indonesia Yayasan Administrasi Indonesia
16. Universitas Negeri Jakarta
17. Universitas Al-Azhar Indonesia
18. Universitas Padjadjaran
19. Universitas Islam Bandung
20. Universitas Pendidikan Indonesia
21. Universitas Jenderal Achmad Yani
22. Universitas Kristen Maranatha
23. Universitas Airlangga
24. Universitas Muhamadiyah Malang
25. Universitas Merdeka
26. Universitas Islam Negeri Malang
27. Universitas Udayana
28. Universitas Negeri Surabaya
29. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Maka menghasilkan :
1. Lembaga Mahasiswa Psikologi Jawa-Bali membutuhkan adanya suatu wadah untuk lembaga mahasiswa psikologi se-Indonesia. Maka dari itu, Lembaga Mahasiswa Psikologi Jawa-Bali memutuskan untuk membangkitkan kembali Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (LMPI).
2. Untuk membangkitkan LMPI kembali diperlukan adanya Musyawarah Nasional.
3. Langkah untuk mencapai target tersebut (Munas) dengan membentuk koordinator wilayah sementara di masing-masing wilayah dan menentukan pengurus pusat sementara.
4. Setiap wilayah menunjuk satu orang sebagai koordinator wilayah sementara yang nantinya akan mentransfer hasil TOPSI kepada universitas- universitas yang tidak menghadiri TOPSI Jawa Bali pada wilayah tersebut.
5. Terdapat lima koodinator wilayah sementara yaitu :
a. Koordiantor Wilayah Jawa Barat
Koor : Geris Pradhana Anindhiya- UPI
CP : 08562039720
Email : i_blitz_rallys@yahoo.co.id
b. Koordinator Wilayah Jabodetabek
Koor : Susilo Dwi Raharjo-UPI YAI Jakarta
CP : 08567663656
Email : susilodwiraharjo@yahoo.com
c. Koordinator Wilayah Jawa Tengah
Koor : Fuad Abdillah-UNNES
CP : 085647857773
Email : lmpi.jawatengah@gmail.com
: emailnyafuad@yahoo.com
d. Koordinator Wilayah Yogyakarta
Koor : Bambang Supriadi
CP : 085724595005
Email : bembybemby@rocketmail.com
Email LMPI DIY: lmpijogja@yahoo.com
e. Koordinator Jawa Timur - Bali
Koor : Rizqy Amelia Zein-UNAIR
CP : 08563174903
Email : rizqyameliazein.badjabir@gmail.com
6. Pengurus Pusat dipegang oleh wilayah regional Jateng-DIY. Dengan koordinator Bambang Supriadi .
7. Munas akan diselenggarakan di UIN Jakarta pada bulan Desember 2010.
8. Sebelum Munas di UIN Jakarta, akan diadakan Pra Munas pada akhir September / awal Oktober di Bandung. Pra Munas dilakukan dengan bertatap muka antar koordinator wilayah atau perwakilan setiap wilayah yang ada di Indonesia. Akan tetapi, untuk wilayah di luar Jawa-Bali tidak diwajibkan untuk menghadiri Pra Munas.
9. Hal-hal yang akan dibahas dalam Pra Munas :
a. Dalam Pra Munas akan disamakan persepsi mengenai LMPI pada wilayah-wilayah di luar Jawa-Bali.
b. Dalam Pra Munas akan dikoordinasikan sejauh mana perkembangan LMPI pada masing-masing wilayah (Jabar, Jatim-Bali, Jabodetabek, Jateng, DIY, maupun wilayah-wilayah lain di luar Jawa-Bali)
c. Dalam Pra Munas akan dibicarakan mengenai sejauh mana persiapan-persiapan Munas dan rekomendasi AD/ART.
d. Dalam Pra Munas akan membahas draft-draft musyawarah pada Munas.
e. Pra Munas diadakan agar pembicaraan dalam Munas akan terfokus pada pembahasan AD/ART, pemilihan Sekjend LMPI, kesekretariatan LMPI, serta kapan dan di mana validasi dan rakernas diadakan.
10. Pengurus Pusat bertanggung jawab atas penginformasian LMPI pada wilayah di luar Jawa-Bali. Akan tetapi, Lembaga Mahasiswa Jawa Bali tetap membantu dalam pelaksanaannya.